Siapakah kita di sisi Allah?
Wednesday, 6 March 2013
I would like to share this with my class..
But the first rule of giving tazkirah is to not feel that you are a better person than the person you are giving tazkirah too. So, before this is to anyone, this is for me..
Hamba yang kerdil, sarat dengan dosa, yang dhaif, serba kekurangan, hina dan jijik pada sesuatu ketika. Tapi aku bencikan dosa-dosa ku itu...
Segala hidayah dan pertolongan itu adalah dari Allah.
But the first rule of giving tazkirah is to not feel that you are a better person than the person you are giving tazkirah too. So, before this is to anyone, this is for me..
Hamba yang kerdil, sarat dengan dosa, yang dhaif, serba kekurangan, hina dan jijik pada sesuatu ketika. Tapi aku bencikan dosa-dosa ku itu...
Segala hidayah dan pertolongan itu adalah dari Allah.
Perlakuan kita kepada Allah SWT menentukan perlakuan Allah kepada kita. Kedudukan kita di sisi Allah ditentukan oleh kedudukan Allah di dalam hati kita.
Seorang sahabat Nabi yang bernama Samurah bin Jundab pernah berkata: "Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah, maka periksalah kedudukan Allah di sisinya."
Siapa yang menghormati aturan-aturan Allah, lalu bersegera melakukan perintah-Nya, dan menjauhkan diri daripada larangan-Nya, juga berusaha menghiasi diri dengan adab-adab Islam, itu pertanda bahawa ia menghormati Allah.
Maka, kedudukannya di sisi Allah pun terhormat. Jika ia berdoa, Allah akan bersegera mengkabulkan. Jika ia meminta bantuan, Allah akan bersegera membantu. Allah juga akan memenuhi hidupnya dengan kedamaian dan rahmat Ilahi.
Allah SWT berjanji: Barang siapa yang mengerjakan amal soleh, baik laki-laki mahupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang telah mereka kerjakan. (al-Nahl: 97)
Dan siapa yang teragak-agak menerima hukum Allah SWT, malu-malu mengamalkan Islam, itu pertanda ia belum sepenuh hati menghormati Allah.
Maka kedudukannya di sisi Allah pun sekadar mana kedudukan Allah di dalam hatinya. Apabila ia berdoa, Allah tidak bersegera menjawab doanya.
Namun begitu, Allah akan terus mengingatkan dirinya dengan pelbagai cubaan dan musibah agar ia memperbaiki dirinya dan kembali beriman kepada Allah.
Allah berfirman yang bermaksud: Telah nampak kerosakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan (maksiat) manusia. Demikianlah Allah merasakan kepada mereka sebahagian daripada akibat perbuatan mereka agar mereka kembali (kepada Allah). (al-Rum: 41)
Setiap maksiat yang kita lakukan merupakan pertanda rendahnya kedudukan kita di sisi Allah. Berkata Abu Sulaiman Al-Darani: "Mereka sangat hina di sisi Allah, itu sebabnya mereka dibiarkan bermaksiat. Andai mereka mulia di sisi Allah, nescaya Allah akan menghalangi mereka daripada bermaksiat."
Dibangkitkan
Manusia yang paling buruk adalah orang yang berpaling daripada Allah. Ia menolak menerima Islam sebagai aturan hidup, bahkan berani menentang ketentuan Allah. Tiada sedikitpun tempat bagi Allah di dalam hatinya dan bermaksiat tanpa malu-malu.
Apabila ia tidak menghormati Allah, itu pertanda bahawa ia sangat hina di sisi Allah SWT. Di akhirat nanti akan dibangkitkan dalam keadaan hina dan tiada siapa yang bersimpati kepadanya.
Allah SWT mengancam: Dan barang siapa berpaling daripada peringatan-Ku, maka baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan membangkitkannya pada Hari Kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia: Wahai tuhanku, mengapa Engkau membangkitkan diriku dalam keadaan buta padahal aku dahulunya boleh melihat? Allah berfirman: Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat kami, maka kamu melupakannya. Begitulah (balasannya) pada hari ini kamupun dilupakan. (Taha: 124-126)
Allah lebih cepat
Allah sangat mencintai hamba-hamba-Nya. Tangan-Nya selalu terbuka untuk menyambut sesiapa sahaja yang ingin kembali ke jalan-Nya. Bahkan, langkah Allah lebih cepat daripada langkah hamba-Nya.
Dalam sebuah hadis kudsi, Allah SWT berfirman: Jika hamba-Ku mendekat kepada-Ku satu jengkal, maka Aku akan mendekat kepada-Nya satu hasta. Dan jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta, maka aku akan mendekat kepada-Nya satu depa. Dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari. (riwayat al-Bukhari dan Muslim).
Wallahu a'lam.
0 comments:
Post a Comment